Guru-guru kimia se-Kota Batam baik yang mengajar di sekolah negeri
maupun swasta, kami mengundang Bapak/Ibu untuk ikut Pelatihan
Peningkatan Profesional Guru. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas guru kimia di dalam profesinya. Pelatihan ini akan
dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Selasa/1 Mei 2012
Tempat : SMA Negeri 3 Batam
Jam : 08.00 WIB - Selesai
Narasumber : Bapak Bagus Bagza dari Jakarta
Materi : Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Batam, 27 Maret 2012
Ketua MGMP Kimia Kota Batam
TTD
Adi Saputra, M.Pd
Minggu, 22 April 2012
INSTRUMEN PENILAIAN RANAH KOGNITIF DAN PSIKOMOT
Instrumen penilaian yang dapat dipakai dalam sistem penilaian
berbasis kompetensi dapat terkait
dengan ranah kognitif ataupun psikomotor, antara lain yaitu sebagai berikut.
1.
Kuis: Waktu yang diperlukan relatif singkat, kurang
lebih 15 menit dan hanya menanyakan hal-hal
yang prinsip saja dan bentuknya berupa jawaban singkat dengan tingkat berpikir rendah. Biasanya kuis diberikan sebelum pelajaran baru dimulai, untuk
mengetahui penguasaan pelajaran yang lalu secara singkat. Namun bisa juga kuis
diberikan setelah pembelajaran selesai, yaitu untuk mengetahui pemahaman
peserta didik terhadap bahan ajar yang baru diajarkan. Bila ada bagian
pelajaran yang belum dikuasai, sebaiknya guru menjelaskan kembali dengan menggunakan
metode pembelajaran yang berbeda.
2.
Pertanyaan lisan di kelas: Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep,
prinsip, atau teorema. Teknik bertanya yang baik adalah mengajukan pertanyaan
ke kelas, memberi waktu sebentar untuk berpikir, dan kemudian memilih peserta
didik secara acak untuk menjawab. Jawaban peserta didik benar atau salah selalu
diberikan ke peserta didik lain atau minta pendapatnya terhadap jawaban peserta
didik yang pertama. Kemudian guru menyimpulkan tentang jawaban peserta didik
yang benar. Pertanyaan lisan ini bisa dilakukan di awal pelajaran, di tengah, atau di
akhir pelajaran. Dalam arti kata bahwa pertanyaan bisa diberikan
sepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung.
3.
Ulangan harian : Ulangan harian adalah kegiatan
yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau
lebih. Bentuk soal yang digunakan sebaiknya bentuk uraian objektif atau yang
non-objektif. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup sampai ke tingkat berpikir tinggi.
4. Tugas
individu : Tugas individu dapat diberikan setiap minggu
dengan bentuk tugas/soal uraian objektif atau non-objektif. Tingkat berpikir
yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, bila mungkin sampai sintesis dan
evaluasi. Tugas individu untuk mata pelajaran tertentu dapat terkait dengan
ranah psikomotor, seperti menugasi peserta didik untuk melakukan observasi
lapangan dalam Geografi atau menugasi peserta didik untuk berlatih tari dan
musik pada pelajaran Seni Budaya.
5.
Tugas kelompok : Tugas kelompok
digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok. Bentuk soal yang digunakan
adalah uraian dengan tingkat berpikir yang tinggi yaitu aplikasi sampai
evaluasi. Bila mungkin peserta didik diminta untuk menggunakan data sebenarnya, melakukan pengamatan terhadap suatu gejala, atau
merencanakan
sesuatu proyek. Proyek pada umumnya menggunakan data sesungguhnya dari
lapangan. Seperti halnya tugas individu, tugas kelompok dapat terkait dengan
ranah psikomotor.
6. Laporan
kerja praktik atau
laporan praktikum :
Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya,
seperti Fisika, Kimia, dan Biologi. Peserta
didik bisa diminta untuk mencatat dan melaporkan hasil praktik
yang telah dilakukan.
7. Responsi atau ujian praktik : Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran
yang ada kegiatan praktikumnya, seperti Fisika, Kimia, dan Biologi yaitu untuk
mengetahui penguasaan akhir baik dari ranah kognitif maupun psikomotor. Ujian
responsi bisa dilakukan diawal praktik atau setelah melakukan praktik. Ujian dilakukan sebelum praktik
bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta didik melakukan praktik di
laboratorium, sedang bila dilakukan setelah praktik, tujuannya untuk mengetahui
kompetensi dasar praktik yang dicapai peserta didik dan yang belum.
Tingkat berpikir peserta didik
yang terlibat dalam mengerjakan tugas-tugas dalam sistem penilaian yang
berbasis kompetensi meliputi: tingkat berpikir yang berkait dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural. Deklaratif berisi tentang konsep,
prinsip, dan fakta-fakta, sedang prosedural mencakup proses, strategi,
aplikasi, dan keterampilan.
Sumber: Rambu-Rambu Penilaian
SMA
Rabu, 18 April 2012
KUMPULAN BUKU GENERAL CHEMISTRY
AP CHEMISTRY FOR DUMMIES, PDF, 7,77 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini berisikan panduan untuk mengikuti ujian kimia, ringkasan materi, soal dengan penjelasan jawabannya.
PROBLEM SOLVERS CHEMISTRY, PDF, 35,88 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini berisi kumpulan soal dengan cara penyelesaiannya untuk setiap konsep yang terdapat dalam pembelajaran kimia.
CHEMISTRY SUCCESS IN 20 MINUTES A DAY, PDF, 12,12 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini dilengkapi dengan soal pretest untuk mengukur kemampuan awal sebelum mempelajari konsep-konsep kimia lebih mendalam. Konsep-konsep kimia yang ada dalam buku ini juga dilengkapi dengan tips atau cara singkat untuk menyelesaikannya dan pada akhir buku ini dilengkapi dengan kunci jawaban dari soal latihan.
GENERAL CHEMISTRY, PDF, 150 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini merupakan salah satu pegangan untuk belajar kimia di universitas. Buku ini dilengkapi dengan banyak gambar yang memudahkan kita memahami konsep kimia. Buku ini juga memuat contoh soal dengan cara penyelesaiannya tahap demi tahap yang dilengkapi dengan strategi penyelesaian dan soal latihan untuk menguji kemampuan anda.
SCAHUM'S OUTLINES COLLEGE CHEMISTRY, PDF, 22,38 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini merupakan buku yang berbentuk ringkasan materi yang dilengkapi dengan puluhan soal untuk setiap konsep yang dibahas dan dilengkapi dengan kunci jawaban. Buku ini baik digunakan untuk belajar secara mandiri untuk memperkuat pemahaman konsep kimia.
SPARK CHARTS CHEMISTRY, PDF, 1,75 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Ringkasan Charta :
Charta ini berisi ringkasan materi kimia dasar yang dilengkapi dengan gambar dan warna yang menarik.
PROBLEM SOLVERS CHEMISTRY, PDF, 35,88 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini berisi kumpulan soal dengan cara penyelesaiannya untuk setiap konsep yang terdapat dalam pembelajaran kimia.
CHEMISTRY SUCCESS IN 20 MINUTES A DAY, PDF, 12,12 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini dilengkapi dengan soal pretest untuk mengukur kemampuan awal sebelum mempelajari konsep-konsep kimia lebih mendalam. Konsep-konsep kimia yang ada dalam buku ini juga dilengkapi dengan tips atau cara singkat untuk menyelesaikannya dan pada akhir buku ini dilengkapi dengan kunci jawaban dari soal latihan.
GENERAL CHEMISTRY, PDF, 150 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini merupakan salah satu pegangan untuk belajar kimia di universitas. Buku ini dilengkapi dengan banyak gambar yang memudahkan kita memahami konsep kimia. Buku ini juga memuat contoh soal dengan cara penyelesaiannya tahap demi tahap yang dilengkapi dengan strategi penyelesaian dan soal latihan untuk menguji kemampuan anda.
SCAHUM'S OUTLINES COLLEGE CHEMISTRY, PDF, 22,38 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini merupakan buku yang berbentuk ringkasan materi yang dilengkapi dengan puluhan soal untuk setiap konsep yang dibahas dan dilengkapi dengan kunci jawaban. Buku ini baik digunakan untuk belajar secara mandiri untuk memperkuat pemahaman konsep kimia.
SPARK CHARTS CHEMISTRY, PDF, 1,75 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Ringkasan Charta :
Charta ini berisi ringkasan materi kimia dasar yang dilengkapi dengan gambar dan warna yang menarik.
Sabtu, 14 April 2012
STRATEGI PENINGKATAN MUTU GURU
Menggantungkan harapan
peningkatan kemampuan profesi hanya pada penyelenggaraan penataran bukan
strategi melainkan tragedi. Ada beberapa alasan mengapa itu berbahaya, Pertama
semakin banyak penataran yang guru ikuti sesungguhnya kontra produktif pada
peningkatan efektivitas belajar siswa. Semakin banyak penataran semakin banyak
kegiatan belajar siswa terganggu. Alasan lain jumlah guru pada masa
otonomi ini semakin banyak. Karena itu, jika pembinaan peningkatan mutu
bergantung pada sistem penataran, maka akan semakin tinggi biaya yang
dibutuhkan. Secara empirik terbukti bahwa tidak pernah penataran dapat
dinikmati oleh seluruh guru, hanya guru-guru yang memiliki kompetensi tertentu
yang banyak mendapatkan peluang.
Pengalaman menunjukkan pula
penyebarluasan hasil penataran kepada guru-guru lain di sekolah sebagai produk
pemusatan latihan guru secara nasional mapun lokal pada umumnya tidak berjalan
efektif. Pelatihan yang selama ini dilaksanakan telah meningkatkan kompetensi
guru namun belum tentu berpengaruh pada meningkatnya kompetensi siswa. Selain itu
juga, kadang-kadang guru yang mengikuti pelatihan atau penataran yang mereka cari bukan ilmunya
melainkan sertifikat yang akan mereka peroleh.
Kemudian juga masih banyak sekolah
yang belum mengidentifikasi standar kompetensi yang perlu dikuasai siswa di
samping kompetensi yang berasal dari standar isi. Diharapkan dengan terindentifikasinya
kompetensi siswa, maka sekolah juga dapat menentukan kompetensi guru di dalam
membimbing siswa untuk mencapai kompetensi siswa tersebut. Setelah kompetensi
guru diindentifikasi maka baru dapat ditentukan strategi untuk meningkatkan
kompetensi guru tersebut.
Terdapat
empat strategi untuk meningkatkan mutu kompetensi guru di sekolah yaitu:
Pertama,
peningkatan melalui pendidikan dan
pelatihan (off the job training).
Guru dilatih secara individual maupun dalam kelompok untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan terbaik dengan menghentikan kegiatan mengajarnya.
Kegiatan pelatihan seperti ini memiliki keunggulan karena guru lebih
terkonsentrasi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Namun demikian kegiatan
seperti ini tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan terlalu
sering. Semakin sering pelatihan seperti ini dilakukan, semakin meningkat
dampak kontra produktifnya terhadap efektivitas belajar siswa.
Selasa, 03 April 2012
CARA MEMBUAT PROPOSAL PTK
SISTEMATIKA PROPOSAL PTK
BAB I
PENDAHULUAN
JUDUL
Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat
dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai
upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan
sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok
penelitian formal.
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam latar belakang permasalahan ini
hendaknya diuraikan urgensi penanganan permasalahan yang diajukan itu melalui
PTK. Untuk itu, harus ditunjukkkan fakta – fakta yang mendukung, baik yang
berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan
berupa hasil penelitian –penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih
mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang
akan ditangani melalui PTK yang diusulkan itu. Karakteristik khas PTK yang
berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini.
2. PERMASALAHAN
Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani
melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah
hendaknya benar – benar di angkat dari masalah keseharian di sekolah yang
memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang
dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di luar
jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh
identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti
dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani itu
nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan
perumusan masalah tersebut. Dalam bagian inipun, sosok PTK harus secara
konsisten tertampilkan.
3. CARA PEMECAHAN MASALAH
Dalam bagian ini dikemukakan cara yang
diajukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Alternatif pemecahan yang
diajukan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari
hasil analisis masalah. Disamping itu, juga harus terbayangkan kemungkinan
kemanfaatan hasil pemecahan masalah dalam rangka pembenahan dan/atau
peningkatan implementasi program pembelajaran dan/atau berbagai program sekolah
lainnya.Juga harus dicermati artikulasi kemanfaatan PTK berbeda dari
kemanfaatan penelitian formal.
4. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara
jelas.paparkan sasaran antara dan akhir tindakan perbaikan.perumusan tujuan
harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian –
bagian sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan
formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan
meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan
strategi PBM yang baru, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar
dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM baru bukan merupakan
rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverfikasi
secara obyektif.Syukur apabila juga dapat dikuantifikasikan.
Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan
kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara
spesifik keuntungan – keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai
pewaris langsung (direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru
pelaksana PTK, bagi rekan – rekan guru lainnya serta bagi para dosen LPTK
sebagai pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi
pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam konteks
PTK, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak ditolak.
Langganan:
Postingan (Atom)