PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)
Oleh:
Adi Saputra, M.Pd
Kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari ” instruction” yang banyak digunakan dalam dunia
pendidikan di Amerika Serikat. Pendidikan di Amerika Serikat banyak dipengaruhi
oleh aliran psikologi kognitif holistic,
yang menempatkan siswa sebagai sumber
dari kegiatan. Selain itu juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala
sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan-bahan cetak, internet, televise,
gambar, video, dan sebagainya. Kedua hal ini mendorong terjadinya perubahan
peran guru dalam mengelola proses
belajar mengajar dari peran guru sebagai sumber belajar menjadi fasilitator dan katalisator dalam
belajar mengajar. Kemudian Gagne menjelaskan bahwa mengajar merupakan bagian
dari pembelajaran, dengan konsekuensi peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengarasemen
berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan siswa dalam
mempelajari sesuatu.
Aktif
diartikan peserta didik maupun guru berinteraksi
untuk menunjang pembelajaran. Guru harus menciptakan suasana yang mendukung sehingga peserta didik aktif bertanya, memberikan
tanggapan, mengungkapkan ide dan mendemonstrasikan gagasan atau idenya tanpa
takut untuk berbuat salah. Guru akan memantau kegiatan pembelajaran dengan
memberikan umpan balik, mengajukan pertanyaan menantang atau pertanyaan tingkat tinggi dan mempertanyakan gagasan peserta didik.
Dengan memberikan kesempatan peserta didik aktif akan mendorong kreativitas peserta didik dalam belajar
maupun memecahkan masalah.
Berdasarkan pengertian di atas sebenarnya
tugas guru sewaktu pembelajaran tidaklah begitu susah. Namun sekarang masih banyak
guru mengambil haknya peserta didik, misalnya untuk menjawab pertanyaan,
mencari bahan, atau pun membuat kesimpulan yang dilakukan sendiri oleh guru.
Jadi memang diharapkan guru lebih dominan
di dalam mempersiapkan perangkat agar bisa mengaktifkan peserta didik di
dalam pembelajaran. Peserta didik bisa diibaratkan seperti lilin yang sudah
punya potensi untuk dibakar, guru hanya tinggal menyulutnya agar terbakar.
Bukan tugas guru untuk membuat lilin sampai dia bisa terbakar.
Di samping
itu juga guru diharapkan harus memahami
karakteristik peserta didik baik dalam hal gaya belajar, gaya berpikir, maupun jenis kecerdasan yang dimiliki
oleh peserta didik. Gaya belajar peserta didik dapat digolongkan visual, auditorial, dan kinestetik.
Gaya berpikir dapat dikelompokkan gaya berpikir otak kiri, otak kanan, atau kombinasi. Sedangkan jenis kecerdasan
dapat berupa linguistik,
logika-matematik, visual spasial, musikal, kinestetik, interpersonal,
intrapersonal, dan naturalis.
Pembelajaran
aktif ini didukung juga dengan teori belajar konstruktivisme yang menyatakan belajar tersebut bermakna bila peserta didik sendirilah yang menyusunnya
menjadi suatu yang bermakna baginya. Hal ini juga sesuai dengan kerucut
pengalaman dan pepatah cina seperti pada gambar di bawah ini.
Jadi berdasarkan
paparan di atas, marilah kita para guru merubah cara mengajar kita dari teacher centre (berpusat pada guru) ke student centre (berpusat kepada siswa).
Agar lebih mudah memahami pembelajaran aktif, maka dapat mendownload Buku Belajar Aktif SMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar