Minggu, 06 Mei 2012

PEMBELAJARAN AKTIF

PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)
Oleh:
Adi Saputra, M.Pd

Kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari ” instructionyang banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Pendidikan di Amerika Serikat banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistic, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan-bahan cetak, internet, televise, gambar, video, dan sebagainya. Kedua hal ini mendorong terjadinya perubahan peran guru dalam mengelola proses belajar mengajar dari peran guru sebagai sumber belajar menjadi fasilitator dan katalisator dalam belajar mengajar. Kemudian Gagne menjelaskan bahwa mengajar merupakan bagian dari pembelajaran, dengan konsekuensi peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengarasemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan siswa dalam mempelajari sesuatu.
Aktif diartikan peserta didik maupun guru berinteraksi untuk menunjang pembelajaran. Guru harus menciptakan suasana yang mendukung sehingga peserta didik aktif bertanya, memberikan tanggapan, mengungkapkan ide dan mendemonstrasikan gagasan atau idenya tanpa takut untuk berbuat salah. Guru akan memantau kegiatan pembelajaran dengan memberikan umpan balik, mengajukan pertanyaan menantang atau pertanyaan tingkat tinggi dan mempertanyakan gagasan peserta didik. Dengan memberikan kesempatan peserta didik aktif akan mendorong kreativitas peserta didik dalam belajar maupun memecahkan masalah.
            Berdasarkan pengertian di atas sebenarnya tugas guru sewaktu pembelajaran tidaklah begitu susah. Namun sekarang masih banyak guru mengambil haknya peserta didik, misalnya untuk menjawab pertanyaan, mencari bahan, atau pun membuat kesimpulan yang dilakukan sendiri oleh guru. Jadi memang diharapkan guru lebih dominan di dalam mempersiapkan perangkat agar bisa mengaktifkan peserta didik di dalam pembelajaran. Peserta didik bisa diibaratkan seperti lilin yang sudah punya potensi untuk dibakar, guru hanya tinggal menyulutnya agar terbakar. Bukan tugas guru untuk membuat lilin sampai dia bisa terbakar.
            Di samping itu juga guru diharapkan harus memahami karakteristik peserta didik baik dalam hal gaya belajar, gaya berpikir, maupun jenis kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik. Gaya belajar peserta didik dapat digolongkan visual, auditorial, dan kinestetik. Gaya berpikir dapat dikelompokkan gaya berpikir otak kiri, otak kanan, atau kombinasi. Sedangkan jenis kecerdasan dapat berupa linguistik, logika-matematik, visual spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.
            Pembelajaran aktif ini didukung juga dengan teori belajar konstruktivisme yang menyatakan belajar tersebut bermakna bila peserta didik sendirilah yang menyusunnya menjadi suatu yang bermakna baginya. Hal ini juga sesuai dengan kerucut pengalaman dan pepatah cina seperti pada gambar di bawah ini.
 
Jadi berdasarkan paparan di atas, marilah kita para guru merubah cara mengajar kita dari teacher centre (berpusat pada guru) ke student centre (berpusat kepada siswa).
Agar lebih mudah memahami pembelajaran aktif, maka dapat mendownload Buku Belajar Aktif SMA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar